Sunday, January 29, 2012

Kopi Tubruk..

Picture: weheartit


Aku di sini lagi hari ini. Di sebuah cafe yang jadi tempat favorit kita, dimana kita menghabiskan sepanjang sore berteman hujan kala pertama kali kamu mengajakku berkencan. Kala itu kita masih sepasang remaja yang labil tentang cinta, namun pertemuan berikutnya di tempat ini akhirnya kamu menyatakan cintamu juga. Menatap mataku dalam, damai, lalu mengucapkan keinginanmu menjadikanku pujaan hatimu. Aku tertunduk kala itu, menatap kopi tubruk pesananku yang menjadi perantara kita lalu berkata 'aku mau.'

Pertemuan selanjutnya di cafe ini kita sudah satu bulan resmi menjadi sepasang kekasih. Kamu menggandeng tanganku, membuat semua wanita iri padaku yang mampu memiliki penjaga hati sepertimu. Saat itu kamu pesankan kopi tubruk favoritku. Kamu bilang seleraku unik. Seperti lelaki tua saja. Mungkin keturunan Ayahku. Aku sendiri tak mengerti mengapa aku begitu menyukainya. Belum lagi setiap kali kuteguk kopi itu sambil menatap senyummu, kurasa sensasinya jauh lebih nikmat. Sejak ada kamu, aku jauh lebih suka kopi tubruk daripada sebelumnya.

Kopi tubruk di cafe ini juga jadi saksi kejutan pesta ulang tahunku yang kau rencanakan spesial untuk kita berdua. Seratus tangkai bunga mawar merah dan sebuah cincin manis yang tenggelam di balik ampas kopiku. Bukan, aku tahu kamu bukan sedang melamarku. Namun, rasa bahagiaku sama saja. Pertama kalinya kupeluk kamu di depan umum tanpa merasa malu. Aku bahagia.

Hari ini.. Aku di sini lagi. Duduk di meja favorit kita yang berada dekat jendela, masih dengan kopi tubruk yang sama, masih dengan semua kenangan yang teracik di dalamnya. Kuteguk kopiku lagi. Kupandang riak dalam cangkir itu. Ada wajahmu di sana. Pahit. Kopi tubrukku tak lagi senikmat dulu tiap kali mengingat terakhir kali kutuangkan secangkir kopi hitam berampas itu di atas kepalamu. Ah, maaf. Hal itu terjadi begitu saja saat kulihat kamu duduk di meja ini, meminum secangkir kopi tubruk favoritku dengan wanita lain... yang ternyata adik kandungmu. Baiklah.. Kita putus saat itu juga. Kebodohanku.

[THE END]

Bandung, 29 Januari 2012..

10 comments: