Sunday, January 22, 2012

Tentangmu yang Selalu Manis..

Picture: weheartit


FIAN datang lagi hari ini. Matahari saja kalah semangat darinya, menyeret langkah pelan-pelan, bersembunyi dibalik awan. Pagi yang tidak begitu cerah. Ia datang begitu pagi dengan semangatnya yang menyala lebih terik, terlihat jelas di wajahnya yang tak pernah melunturkan senyum itu. Masih senyum yang sama seperti hari-hari yang lalu.

“Selamat pagi, Mel.” Ia bangkit saat melihatku keluar menemuinya di teras rumah.

Aku hanya tersenyum canggung untuk membalas semangatnya. Fian menarik kursi di hadapannya untukku. Membiarkan aku duduk lalu kembali ke posisinya semula saat menungguku bersiap.

“Gimana kabar kamu hari ini?”

“Masih sama seperti kemarin.”

“Hari ini aku bawa ini.” Fian menggeser album foto berukuran besar dan tebal itu ke hadapanku. Mungkin album itu dapat memuat seratus foto lebih.

Kubuka lembar demi lembar album itu. Foto kami, aku dan Fian. Fian belum pernah menunjukkan semua ini kepadaku sebelumnya. Aku tak menyangka ternyata begitu banyak kenangan antara aku dan dia. Sebanyak inikah foto yang telah ia abadikan? Aku bahkan tak menyadarinya. Sama tak sadarnya ketika mataku meneteskan air yang terasa hangat melintasi pipiku.

Fian segera bangkit dan berlutut di sampingku, menghapus air mataku. “Jangan nangis, Mel. Aku nunjukin semua ini karena aku mau kamu tahu bahwa aku sangat-sangat mencintai kamu. Aku pengen kita kembali kayak dulu. Aku enggak sanggup kalau kamu terus menghindar dari aku, menganggap aku ini orang lain. Aku mohon maafin aku, Mel atas kesalahan aku dulu.”

Tangisku semakin menjadi. “Aku enggak bisa, Fian. Ini semua sulit buat aku. Aku berusaha tapi semuanya terlalu sulit.”

Aku menatap wajah Fian. Ia tersenyum getir. Aku tahu bukan hanya aku yang sakit menerima kenyataan ini. Aku tahu Fian sangat mencintaiku, hanya saja aku masih tidak bisa, tidak sanggup.

Fian bangkit, membelai rambutku begitu lembut. Aku semakin yakin bahwa Fian sangat mencintaiku. “Enggak peduli berapa lama, Mel. Aku bakalan nunggu kamu kembali sama aku. Aku benar-benar minta maaf atas kesalahan itu.”

Fian menghapus air mataku sekali lagi dan memaksaku memberinya sedikit senyum sebelum akhirnya pergi bekerja. Setiap hari ia memang hanya bisa menemuiku sebelum berangkat ke kantor dan sepulang dari sana, sebelum aku terlelap.

Aku menutup album foto yang Fian tinggalkan itu. Kubaca lagi tulisan yang ia ukir di atasnya.

Tentangmu yang selalu manis. Melia-Alfian.’

Kupeluk album foto itu erat di dadaku dan kembali menangis. Semakin erat kupeluk semakin besar pula harapanku untuk mengingat semuanya. Terima kasih kamu begitu sabar, Fian. Terima kasih kamu begitu sabar menunggu ingatanku pulih akibat kecelakaan satu tahun lalu saat kita berdua melaju dengan mobilmu menuju tempat liburan kita.

[THE END]

Bandung, 22 Januari 2012..
#15HariNgeblogFF #Day11

Terima kasih sudah membaca.. :) Ditunggu lho komentarnya. :D

7 comments:

  1. amnesia yg menyiksa :(

    ReplyDelete
  2. katadanrasa & melissa: hihihihihi.. makasih ya sudah sudi membaca y.. :D

    ReplyDelete
  3. sedih..
    Egi Pesen dong 1 co ky fian.. :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. eeeeeeeh.. kan udah dikirim sama Tuhan. coba cek kotak pos.
      ada tulisan "Harry" d'amplop y.. #lho??
      hehehehe.. makasih udah baca giiiii.. :D

      Delete