Tuesday, March 06, 2012

15 Hari..

Entah dari mana awalnya gue bisa mulai menjejakkan langkah awal gue sebagai penulis. Ya, menurut gue, gue belum benar-benar jadi penulis. Sebut aja "Nearly Writer" hehehehe. Hampir! Berawal dari iseng-iseng ikutan games seru-seruan yang gue dapat di twitter, gue mulai nulis beneran di blog gue.

Games apa sih?
Ceritanya gini.. Judul gamesnya adalah "15 Hari Ngeblog Flash Fiction"
Aturan mainnya, selama 15 hari, para peserta 'dipaksa' untuk nulis fiksi singkat atau flash fiction (FF) di blog masing-masing dengan judul yang dilempar oleh sang admin kece. Setiap harinya satu judul dilempar sekitar pukul 00.00 WIB. dan harus di-submit ke sebuah link yang jadi kumpulan judul setiap harinya sebelum jam 22.00 di hari yang sama. Deadline ketat banget kan! Sang admin juga ngebantu sharing link tulisan masing-masing peserta supaya karya kita banyak yang baca dan dapat banyak kritik-saran yang tentunya ngebuat kita makin semangat untuk nulis. Adapun judul-judul FF-nya adalah:
#Day1 : Halo, Siapa Namamu?
#Day2 : Dag.. Dig.. Dug..
#Day3 : "Kamu Manis," Kataku
#Day4 : Aku Maunya Kamu, Titik!
#Day5 : Jadilah Milikku, Mau?
#Day6 : Ada Dia di Matamu
#Day7 : Sepucuk Surat (Bukan) Dariku
#Day8 : Aku Benci Kamu Hari Ini
#Day9 : Inilah Aku, Tanpamu
#Day10 : Senyum Untukmu yang Lucu
#Day11 : Tentangmu yang Selalu Manis
#Day12 : Merindukanmu itu Seru
#Day13 : Kalau Odol Lagi Jatuh Cinta
#Day14 : Ini Bukan Judul Terakhir
#Day15 : a. Sah b. Menikahlah Denganku <<< Hari terakhir yang spesial, jadi satu hari peserta harus bikin dua judul sekaligus. Lima belas hari ternyata enggak cukup buat para peserta yang jumlahnya sekitar seratus orang lebih. Ada yang ikutan setiap hari, ada juga yang bolong-bolong. Makanya admin-admin kece nambah ekstra dua hari untuk kita-kita. #Day16 : Soto Koya #Day17 : Kopi Tubruk Awalnya peserta ikutan games ini sebatas seru-seruan. Ada tantangan tersendiri buat kita yang memang hobi nulis begitu dikasih deadline sehari doang! Tapi pas di hari ke-10 sang admin bilang bahwa ternyataaaaaaaaa.. tulisan-tulisan yang terpilih nantinya bakalan dibukukan jadi sebuah buku kumpulan flash fiction. :D Whoaaaaaaaaa.. Dari situ kita makin semangat nulis sampai akhirnya games berhenti dan saatnya pengumuman karya-karya terpilih. Sempat pesimis sih bahwa salah satu dari karya gue bakalan kepilih. Secara dari ratusan peserta yang ikutan banyak banget yang udah nerbitin buku sendiri. Intinya mereka udah benar-benar 'Penulis' semantara gue??? Tapi siapa sangka ternyata hasil karya gue di hari ke-7 berjudul Sepucuk Surat (Bukan) Dariku ternyata masuk jadi salah satu karya yang bakalan dibukukan. \(^O^)/ So, finally, this is it! My first anthology dengan 79 penulis lainnya. Ceritanya dibagi 2. Nama gue sendiri masuk di buku bagian 2 dengan cover berwarna pink.


Berhubung buku ini diterbitkan sama nulisbuku.com, buku ini enggak dijual di toko buku biasa. Buku ini cuma tersedia di toko online nulisbuku.com. Visit that website for more information. Harganya cuma Rp. 37.500,00 aja per bukunya, dan hasil penjualan buku ini sepenuhnya bakalan disumbangin untuk anak-anak tidak mampu agar bisa tetap bersekolah. :) Kalau kalian beli, bisa beramal + dapet buku super keren lho! Dijamin enggak akan nyesel baca setiap cerita singkat yang disuguhin di dalam buku-buku ini. Karena "15 Hari" are the EXTRAORDINARY FLASH FICTIONS.

2 Books.. 80 Writers.. 80 Extraordinary stories.. 80 surprises!
Cuma di "15 HARI"

>> KATA ADMINNYA:

~ @momo_DM:

1. Percaya gak kalo dengan hanya satu judul tapi bisa menjadi banyak cerita? #15HariNgeblogFF adalah buktinya!

2. Dalam #15HariNgeblogFF selama 15 hari ada 16 judul dan masing-masing judul setidaknya ada 100 flash fiction tercipta. Lengkap!

3. Dari ratusan flash fiction dalam #15HariNgeblogFF itu selanjutnya disaring menjadi lebih dari 80 tulisan kece.

4. Tulisan terpilih dalam #15HariNgeblogFF selanjutnya dibukukan menjadi 2 buku masing-masing dengan 18 judul oleh 40 penulis.

5. Buku #15Hari tidak hanya bercerita tentang cecintaan saja, banyak tema lain yang pasti bikin kamu ketagihan membacanya.

6. Tulisan dalam buku #15Hari pun macam-macam: horor, fantasi, bahkan drama korea juga ada. Lengkap!

7. Hanya dengan Rp 37.500,- kamu bisa dapetin buku #15Hari Selain menambah koleksi bacaanmu, juga sekaligus menyumbang lho.

8. Nah! Tunggu apa lagi? Yuk membeli buku #15Hari sekaligus menyumbang! Minat? Mention @WangiMS untuk PO. :))

~ @WangiMS:

1. Divided into 2 books, there were 80 FFs, 80 talented writers, 18 titles, and 80 surprised. #15Hari

2. From 18 titles, there were at least 100 stories each day. Do you believe it? #15Hari

3. Coba kalikan deh. 100 cerita dikali 18 judul, yep 1800 stories. There, we decided only to choose 80 stories. #15Hari

4. #15hari is not about love. It's about more to life.

5. From fanfic, thriller, horror, romantic, lengkap ada di #15Hari.

Friday, March 02, 2012

my soulmates part II

Diceritaken di posting-an blog gue sebelumnya yang berjudul "My Soulmates" bahwa keluarga besar H. Wawan Cukaswan akan menambah satu anggota baru pada bulan Februari lalu. (nada bicara dalang)

Aha! Meleset! Sempat khawatir bahwa our new member tersebut bakalan lahir di tanggal 29 Februari 2012. Kalau itu terjadi, keponakan gue ulang tahun empat tahun sekali dong! T_T

Yah, akhirnya seorang bayi laki-laki mungil dengan berat badan 3,06 kg dan panjang 50 cm lahir dari rahim Ibu berusia 24 tahun bernama Kresnapuri Arumsari pada hari Kamis, tanggal 1 Maret 2012, pukul 16.43 WIB.


Setelah bergalau ria memikirkan nama yang semula disiapin "Febrino" akhirnya my Abi tercintah memilih satu nama pengganti. Secara lahirnya enggak jadi bulan Februari. Diambil dari bahasa Inggrisnya bulan Maret, March, dan kakak gue yang alay itu kekeuh pengen ada 'No' 'No'-nya (Sok Italia XD) AKHIRNYA diputuskan anak unyunyah Bapak Candra Rino itu dikasih nama "MARCHIANO PUTRA CHANDRA PERTAMA" *krik krik krik krik krik..

Hening kan ngedenger "Putra Chandra Pertama"-nya. Si Abi tuh kekeuh sumerekeuh pengen banget ada nama pertamanya di nama sang bayi. Kebayang deh begitu besar nanti dia pasti jadi bahan ejekan temen-temennya. "Anaknya Chandra yang pertama!" (-,-) Minimal "Pertama"-nya diganti "Pratama" kek. Tapi belum FIX juga sih. Kabarnya si Abi kekeuh pengen ngasih nama anaknya yang lahir bulan Maret itu dengan nama Febrino Putra Chandra Pertama. Kita lihat saja nanti di akta kelahirannya nama mana yang dipilih. Yasssssudahlah. Biarkan si abi egois dengan ke-alay-annya tersebut. Intinya, gue tetap senang dengan kehadiran keponakan kedua gue ini setelah si tampandh Muhammad Azkha Shan Amry. Welcome to our family, hey little boy. :) ♥♥♥



Thursday, March 01, 2012

selamat tidur..

Untukmu yang selalu mampu tertidur nyenyak saat kau tahu aku akan menghabiskan sepanjang malamku dengan tangis.. Selamat tidur.. Aku tetap berharap mimpi indah menjaga dan memelukmu malam ini..

Bisakah kau berdoa juga untukku, bahwa akan ada seseorang yang menjagaku di sini? Biar ia memelukku lalu menghapus air mataku, mendengar jeritan hatiku yang tak pernah mau kau dengarkan.. Aku tahu kamu tak inginkan aku seperti aku menginginkan keberadaanmu.. Maka kirimkan aku doa, mungkin saja Tuhan lebih mendengarmu daripada aku.. Bisakah kirimkan aku seseorang yang mampu menjagaku siang dan malam, karena aku tahu kamu tak mampu, karena aku tahu kamu tak mau, karena aku tahu aku punya kamu, namun aku tetap merasa sendiri, sepi...

Friday, February 17, 2012

#ForYoungerMe ~ 11 Year Old Me

Bandung, 17 Februari 2012

#ForYoungerMe
11 year old Wenny ‘not’ Wardila

Halo, Not. Tak perlu menanyakan kabar, aku tahu kamu baik-baik saja. Selalu bahagia dipenuhi suara tawamu yang fals itu. Kamu juga belum mengerti apa-apa tentang permasalahan hidup yang ternyata beragam jenisnya di usiaku sekarang, maka aku yakin kamu dalam kondisi yang baik.

Kamu tahu, aku menulis surat ini dengan haru. Aku sangat merindukanmu, gadis kecil sebelas tahun yang cengeng. Ternyata setelah hampir sebelas tahun berlalu semua tidak berubah, tapi tentu tidak secengeng kamu. Aku perempuan yang cukup tegar saat ini. Tahun lalu aku baru saja lulus dari universitas. Aku sudah menambahkan gelar ‘AMd’ di belakang namamu, tapi baru boleh kamu pakai sepuluh tahun lagi, ya. Berterima kasih lah! Hi hi hi.. Aku mengambil jurusan bahasa Inggris di kampusku. Mata pelajaran favoritmu, bukan. Ya, kita masih menyukainya.

Aku ingin sedikit bercerita tentang ‘ulah’ kamu. Saat kuliah aku rajin berorganisasi, Not. Aku banyak mendapatkan jabatan-jabatan sebagai pemimpin. Ketua Pelaksana acara di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, Ketua Pelaksana acara di himpunan mahasiswa, bahkan Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas. Hebat tidak? Padahal kamu kan pendiam, pemalu. Bisa-bisanya kamu tumbuh jadi aku yang sekarang. Apakah kamu tahu? Aku yang sekarang adalah ‘ulah’ kamu, gara-gara kenakalanmu.

Hari itu kamu dijadikan bahan keisengan teman sekelasmu yang sok preman. Aku bahkan masih ingat nama anak lelaki itu, tapi tak perlu lah aku sebutkan. Kamu menangis di pinggir lapangan sekolah setelah itu. Ha ha ha.. Apa kubilang. Kamu cengeng. Kamu malu, tapi kamu hanya bisa diam. Kamu tahu bagian mana yang membuat diri kamu berubah? Betul sekali! Dasar nakal. Kamu sangat nakal, seandainya aku dipertemukan lagi dengan si preman gadungan itu ingin rasanya aku meminta maaf atas kenakalanmu. Bisa-bisanya kamu menjambak rambut anak lelaki itu saat jam istirahat sampai ia menangis kesal sebagai pembalasan. Siapa yang menyangka bahwa si cengeng yang pendiam bisa balas dendam? Kamu merasa puas kan karena saat itu kamu bisa membuat preman amatiran itu menangis. Sejak saat itu kamu jadi anak yang tomboy, paling tidak suka diremehkan orang, khususnya oleh laki-laki.

Secara tidak langsung kejadian itu membuat aku sadar bahwa badan kita yang kurus dan kita yang tidak terlalu banyak bicara ini tidak boleh membuat orang-orang memandang kita sebelah mata, dianggap tidak bisa melakukan apa-apa. Aku ikut ekstrakurikuler Tae Kwon-Do saat SMA agar tidak dianggap lemah, aku ikut banyak organisasi dan tak pernah takut dengan jabatan yang membutuhkan tanggung jawab besar. Orang-orang mau memilihku sebagai pemimpin meskipun badanku kecil dan terlihat lemah, itu semua karena kamu, Not. Kamu yang mengajarkan aku untuk lebih berani. Masa kecil kamu yang terlalu banyak diam ternyata tidak menghasilkan aku yang penakut. Aku bisa menjadi seperti ini karena keberanian kamu, kenakalan kamu. Untungnya aku tidak senakal kamu juga. Ha ha ha ha..

Kesalahan-kesalahan dan kenakalan-kenakalan kamu aku jadikan pelajaran untuk menjadi aku yang lebih baik saat ini. Aku mengerti, kamu masih terlalu lugu sebagai anak kecil, sering bertindak semaumu, tapi itulah yang terkadang membuatku merindukanmu, ingin menjadi kamu satu garis waktu lagi. Sungguh, aku rindu sekali. Terima kasih telah mengajarkan aku banyak hal, anak kecil. Kamu gadis kecil yang hebat. Lain kali akan kubuat surat lainnya untukmu di usia lain, meskipun jutaan lembar surat pun tak akan mengobati kerinduanku. Aku senang bahwa aku adalah kamu.


Love,
21 year old Wenny Wardila


P.S: Kusisipkan foto saat aku memimpin rapat organisasi. Sayang aku tak menyimpan fotomu di laptopku. ;)



Saturday, February 11, 2012

My Soulmates


Kalau ditanya tentang belahan jiwa, jawaban gue ya mereka semua. Keluarga kecil yang enggak selalu sempurna, tapi kita selalu bahagia. :)

Keluarga gue tentu ada Papa dan Mama. Perpaduan Sunda dan Kalimantan yang menghasilkan kakak tertua bernama Amry Anton, anak ke dua bernama Candra Rino, anak ke tiga bernama Wiwi Hartini, dan si bungsu Wenny Wardila. Sementara ini baru kakak-kakak lelaki gue yang sudah berkeluarga. April tahun ini giliran my one and only sister yang melepas masa lajang. Gue ditinggal sendirian. T_T hahahaha.. Uniknya kakak pertama dan kedua gue itu menikah dengan pasangan adik kakak juga. Ya, teh Anti (my first bro's wife) dan teh Nena (my second bro's wife) itu adik-kakak kandung. Semacam cinta lokasi mungkin ya gara-gara teh nena sama achan suka nemenin aamry sama teh anti main. ;) Sekarang baru aamry dan teh anti yang punya anak bernama Muhammad Azkha Shan Amry, alias kaka, alias kakaroto, alias spidey (he's the number one fan of Spiderman. ;p) tinggal hitungan hari, keluarga kecil ini bakalan kedatangan satu anggota baru. Yup, anak achan sama teh nena bakalan lahir bulan Februari ini. :D

Gue mau cerita sedikit masa kecil gue. Masa yang lucu dimana gue selalu dianggap anak kecil sampai umur gue 18 tahun, khususnya sama dua orang kakak lelaki gue itu. Kebayang enggak sih gadis berusia 18 tahun masih suka digendong paksa sama dua kakak gue itu? Mungkin karena usia kita berbeda cukup jauh. Kakak pertama dan kedua gue kelahiran taun 81 dan 82, sementara gue kelahiran 90. Setiap gue pulang sekolah, kakak gue bahkan suka minta cium. Ewwww! Dipikir gue masih SD!! Ditolak mentah-mentah malah ngejar. Hahahaha. Kadang juga gue bangun di pagi hari gara-gara keisengan dua kakak gue itu. Tiba-tiba aja mereka udah tidur di samping gue dengan posisi yang menyesakkan! Dua-duanya rebutan meluk badan gue yang super-duper kurus itu. Udah 21 tahun aja mama bilang badan gue kayak anak SMP. Apalagi pas jaman sekolah dulu coba? Pake dihimpit segala sama mereka yang jauh lebih berat dari gue. Dan kalo gue ngamuk mereka langsung ngegotong badan gue keluar kamar atau nyium pipi gue secara masal. Sungguh hal yang memalukan buat anak seumur gue. Berasa ABG simpanan itu om-om dua deh! Hahahaha. Tapi untungnya gue lolos dari serangan usil mereka yang selalu nganggap gue anak bungsu yang enggak akan pernah tumbuh dewasa ini setelah kelahiran keponakan pertama gue, 28 Oktober 2008. Ada yang lebih muda lagi di keluarga gue. Maka gue bebas. \(^O^)/

Semenjak Azkha lahir panggilan di rumah jadi berubah. Papa dipanggil Kakek sama semua. Mama = Nenek. Aamry-Teh Anti = Ayah-Bunda. Achand-Teh Nena = Abi-Ibu. Teh Wiwi = Mamie. Dan gue sendiri dari mama nie. Tapi lidah Azkha nyebut y Manie, Manie, Manie, Finally iseng aja gue latih nyebut gue dengan sebutan ibu dalam bahasa Korea. Eomeoni (baca: omoni) Ya, panggilan dari Azkha malah jd panggilan buat semua. Makanya jangan heran kalau gue punya tiga orang Bapak (Papa Ayah Abi) dan empat orang Ibu (Mama Mamie Bunda Ibu) sisanya sebatas panggilan buat kakak-kakak gue yang terpengaruh sama Azkha. ;p

Sekarang malah makin jauh sama kedua kakak cowok gue itu. Enggak ada lagi mereka yang iseng. Mereka udah kerja keluar negeri. Dalam satu tahun bahkan hanya sedikit waktu yang mereka habisin di Indonesia. Ya, memang gaji di sana lebih besar. Uang mereka juga yang bikin gue bisa kuliah selama tiga tahun. Abi yang nanggung semua biaya kuliah gue sementara Ayah selalu ngasih semua kebutuhan kuliah gue kayak laptop sampai buku-buku keperluan kuliah. Mereka enggak peduli resiko besar yang mereka hadapi selama kerja di kapal pesiar, di tengah lautan sana. Jauh dari keluarga. Meskipun berat rasanya jauh dari keluarga, mereka tetap pergi, Ayah bilang lebih sedih kalau dia enggak bisa menuhin keinginan keluarganya karena enggak ada uang, jadi harus jauh pun dia rela.

Hari ini Ayah baru berangkat lagi menuju Miami. Ini bukan yang pertama kalinya. Pertama kali waktu gue SD dulu. Tapi rasanya tetap sama sedihnya. Setiap ngeliat dia pergi menjauh gue enggak bisa berhenti bicara dengan Tuhan, mohon perlindungan selalu untuk dia. Berharap bahwa dia baik-baik aja di sana. Gue enggak mau setiap kali ngeliat punggungnya menjauh, melambaikan tangan tanda perpisahan adalah hal terakhir yang bisa gue kenang tentang dia. Gue pengen semua kesedihan yang pergi ngiringin dia terbayar dengan kedatangannya sepuluh bulan yang akan datang yang penuh senyum bahagia.

Sepuluh bulan lagi kita bakalan kumpul lagi kan, Yah? Abi juga pasti lagi di Indonesia. Kita udah punya dua anggota keluarga baru nanti, a Reza dan anak Abi-Ibu. Azkha, anak Ayah udah makin besar. Kita pergi mancing lagi bareng-bareng. Kata Ayah tahun depan kita mau ke Singapore sama-sama juga. Kita tunggu Ayah pulang di sini. Semoga Ayah sama Abi tetap sehat di sana, diberi keringanan buat semua pekerjaannya. Pokoknya Ayah sama Abi harus pulang dengan selamat. We love you. ♥♥♥













Sayang kalian semua. Enggak akan ada yang lebih baik dari kalian semua. Susah, senang, kalian tetap yang terbaik yang pernah jadi bagian hidup wenny. :')

Sunday, February 05, 2012

Jika saja..

Picture: weheartit.com


JIKA saja Tuhan mengizinkan.. Aku lebih suka duduk di sebuah cafe, menulis satu cerita dengan tanganku sendiri. Menatap berbagai macam ekspresi yang dimiliki setiap pengunjung cafe yang datang. Menguraikannya ke dalam tulisanku di atas secarik kertas putih bergaris, untuk kemudian kujadikan sebuah cerita yang akan kusalin di laptopku saat aku mau.

Aku lebih suka seperti itu. Entahlah, daripada bekerja di bawah perintah orang lain. Lebih mengasyikkan ketika aku bisa melakukan sesuatu dari hatiku, tanpa ada yang 'mengejar'ku. Biarkan aku melakukan apa yang aku mau. Iya, aku mau menulis saja. Menulis semua imajinasi yang tertata berantakan di kepalaku. Duduk di sebuah cafe yang selalu memutarkan lagu yang tenang. Kings of Convenience - Cayman Islands misalnya. Biar aku lebih konsentrasi menulis, tinggalkan aku sendiri saja.

Dan jika saja Tuhan mengizinkan.. Aku ingin menulis di cafe milikku sendiri. Melihat wajah-wajah senang para pengunjung yang datang ke tempat yang kusediakan. Ya, itulah dua mimpiku. Menjadi penulis dan menjadi pengusaha. Bisakah, Tuhan? :)

Sunday, January 29, 2012

Kopi Tubruk..

Picture: weheartit


Aku di sini lagi hari ini. Di sebuah cafe yang jadi tempat favorit kita, dimana kita menghabiskan sepanjang sore berteman hujan kala pertama kali kamu mengajakku berkencan. Kala itu kita masih sepasang remaja yang labil tentang cinta, namun pertemuan berikutnya di tempat ini akhirnya kamu menyatakan cintamu juga. Menatap mataku dalam, damai, lalu mengucapkan keinginanmu menjadikanku pujaan hatimu. Aku tertunduk kala itu, menatap kopi tubruk pesananku yang menjadi perantara kita lalu berkata 'aku mau.'

Pertemuan selanjutnya di cafe ini kita sudah satu bulan resmi menjadi sepasang kekasih. Kamu menggandeng tanganku, membuat semua wanita iri padaku yang mampu memiliki penjaga hati sepertimu. Saat itu kamu pesankan kopi tubruk favoritku. Kamu bilang seleraku unik. Seperti lelaki tua saja. Mungkin keturunan Ayahku. Aku sendiri tak mengerti mengapa aku begitu menyukainya. Belum lagi setiap kali kuteguk kopi itu sambil menatap senyummu, kurasa sensasinya jauh lebih nikmat. Sejak ada kamu, aku jauh lebih suka kopi tubruk daripada sebelumnya.

Kopi tubruk di cafe ini juga jadi saksi kejutan pesta ulang tahunku yang kau rencanakan spesial untuk kita berdua. Seratus tangkai bunga mawar merah dan sebuah cincin manis yang tenggelam di balik ampas kopiku. Bukan, aku tahu kamu bukan sedang melamarku. Namun, rasa bahagiaku sama saja. Pertama kalinya kupeluk kamu di depan umum tanpa merasa malu. Aku bahagia.

Hari ini.. Aku di sini lagi. Duduk di meja favorit kita yang berada dekat jendela, masih dengan kopi tubruk yang sama, masih dengan semua kenangan yang teracik di dalamnya. Kuteguk kopiku lagi. Kupandang riak dalam cangkir itu. Ada wajahmu di sana. Pahit. Kopi tubrukku tak lagi senikmat dulu tiap kali mengingat terakhir kali kutuangkan secangkir kopi hitam berampas itu di atas kepalamu. Ah, maaf. Hal itu terjadi begitu saja saat kulihat kamu duduk di meja ini, meminum secangkir kopi tubruk favoritku dengan wanita lain... yang ternyata adik kandungmu. Baiklah.. Kita putus saat itu juga. Kebodohanku.

[THE END]

Bandung, 29 Januari 2012..

Friday, January 27, 2012

Soto Koya

"No?"

"Mm.."

"Nooo?"

"Mmmm.."

"Kayaknya aku ngidam."

Nuno terlonjak kaget dari tempat tidurnya dan Alana yang baru saja mereka tempati selama dua minggu itu. "Ngidam? Kamu..." Mata Nuno masih setengah terbuka karena dibangunkan secara 'paksa' dari tidurnya yang baru saja berjalan setengah jam.

"Kayaknya gitu." Alana menebak isi kepala Nuno yang bahkan belum terucap. "Seharian ini aku enggak enak badan, sekarang juga enggak bisa tidur, kepikiran makanan itu terus. Udah jam satu."

"Kamu serius?" Kesadaran Nuno sudah meningkat lebih baik dari sebelumnya. Ia duduk mendekati Alana yang sejak tadi masih duduk bersandar di atas tempat tidur sambil menonton tayangan TV. Senyumnya merekah seketika. "Secepat itu? Hebat juga ya aku. Jadi ini arti mimpi kamu yang bilang aku punya empat orang anak."

Alana menampar pipi Nuno pelan namun cukup perih. "Aku ngidaaaaaaaaaaaaaaaam!"

"Oke.. Oke.. Mau apa, Sayang?" Nuno tersenyum bahagia serta merta sambil mengelus perlahan perut Alana seolah satu gerakan yang salah saja dapat membuat Alana terluka.

"Mau soto koya!" Alana semangat.

"Soto koya? Mie instan yang iklannya ST12 itu?"

"Bukaaaaaaan! Soto Koya! Bukan mie instan rasa soto koya!"

"Emang ada?"

"Ada lah! Cariin sana!"

"Ini jam satu pagi, Sayang. Aku mau nyari ke mana? Namanya aja baru denger. Aku kira itu nama mie instan doang."

"Tuh kan! Enggak sayang sama aku." Alana langsung menghilang di balik selimut.

"I.." Nuno ragu, namun demi Alana akhirnya ia pergi juga. "Iya. Tungguin aku pulang ya. Kamu sambil tidur aja."

"Yippeeeeeeeeeeey!"

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

"Enak?"

"Oooh.. Jadi gini rasanya."

"Puas? Dua jam aku muter-muter, nanyain ke forum di twitter, untung ada yang jawab jam begini."

"Puas!! Makasih, Sayang." Alana menggeser mangkuk sotonya lalu mengacak-acak rambut Nuno manja.

"Demi anak pertama kita, nyari apa pun, jam berapa pun aku jabanin!"

"Anak pertama apa? Kamu pikir aku hamil? Baru juga dua minggu. Aku cuma penasaran liat di TV rasanya soto koya itu kaya apa. Kepikiran dari siang kayak orang ngidam. Makanya nyuruh kamu pergi nyari." Sebelum Nuno mengamuk Alana segera berlari kembali ke kamar mereka.

"Jadi....... ALANAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!! SINI KAMU!!!"

[THE END]

Bandung, 27 Januari 2012..
Masih, sekuel dari cerita sebelumnya. ;)

Thursday, January 26, 2012

Sah!

As a sequel of "Menikahlah Denganku." ==> "Aku Maunya Kamu Titik" ==> "Sah!"
Enjoy! ;)

Picture: weheartit


“Bagaimana para saksi? Sah?” tanya Sang penghulu ketika Nuno selasai mengucapkan ijab kabul dengan sangat lancar.

“Saaaaaaaaaaaaaaah!” jawab para saksi pernikahan Alana dan Nuno pagi ini.

“Alhamdulillah.”

Sang penghulu kini melanjutkan acara dengan doa demi kelangsungan pernikahan mereka. Alana menangis haru. Ia tak menyangka bahwa Nuno benar-benar menepati janjinya untuk menikahi Alana setelah lima tahun mereka bertunangan, meskipun hubungan mereka selalu diwarnai pertengkaran hebat, bahkan dahsyat.

Setelah seluruh acara berakhir, mereka pun melaju dengan mobil sedan hitam Nuno yang menjadi mobil pernikahan mereka menuju bandara untuk kemudian pergi ke tempat bulan madu. Sesuai rencana, lokasi bulan madu mereka adalah sebuah villa mewah milik keluarga Nuno di Bali.

Setelah beberapa jam perjalanan darat dan udara, tibalah mereka di villa Nuno yang ternyata benar-benar mewah dan menghadap langsung ke laut dengan pemandangan luar biasa indah. Namun Alana kebingungan melihat seorang wanita hamil berusia sebaya dengannya beserta tiga orang anak lelaki sekitar empat tahun yang berwajah sama persis berdiri di muka pintu villa itu.

“Ayo masuk,” ajak Nuno ketika ia membukakan pintu mobil untuk Alana. Dengan wajah bingung, Alana hanya mengikuti suaminya itu.

Wanita hamil dan ketiga anak kecil tadi masih berdiri di depan pintu villa tersebut. “Selamat datang di villa kami,” sambut wanita itu.

“Dia siapa, No?” tanya Alana yang masih diselimuti kebingungan.

“Maaf, Alana. Ini istri pertama dan ketiga anak kembar aku. Saat ini juga istriku sedang mengandung anak keempat kami. Kami sudah menikah lima tahun lalu, saat aku juga melamarmu dulu.”

Alana terkejut luar biasa. Ia tak menyangka bahwa Nuno telah menyembunyikan kebohongan sebesar ini selama lima tahun pertunangan mereka.

“Kamu tega, No! Kamu tega ngebohongin aku selama ini??”

“Aku enggak ada pilihan lain, Na. Aku sayang sama istri aku, tapi aku juga sayang sama kamu.”

Tangis Alana pecah seketika membanjiri wajahnya yang masih dihiasi riasan hari pernikahannya tadi. “Enggak! Ini semua enggak sah!”

“Ini sah!” Nuno tak mau kalah.

“Enggak, No! Enggak sah!”

“Sah!”

“Enggak!”

“Sah!”

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

“Alana, bangun, Na. Kamu kenapa sih? Enggak sah, enggak sah! Kamu mimpi ya?” kata Mama Alana membangunkannya untuk hari pernikahanya dengan Nuno yang akan berlangsung hari ini.

Alana membuka matanya begitu mendengar suara Ibundanya itu lalu terdiam beberapa saat, memikirkan lagi tentang mimpinya malam tadi. Lalu tiba-tiba saja berteriak keras membangunkan seisi rumah.

“NUNOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!!!!!!! GUE ENGGAK MAU MENIKAH SAMA LOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!!”

[THE END]

Bandung, 26 Januari 2012..
#15HariNgeblogFF #Day15

Terima kasih sudah membaca. Masih ditunggu komentarnya di hari terakhir ini. :)

Menikahlah Denganku..

This story is the sequel of "Aku Maunya Kamu Titik!"
Atau bukan sekuel kali ya namanya? Si "Aku Maunya Kamu Titik" itu yang lanjutannya ini.
Pokoknya nyambung-nyambungin aja deh! XD
Dan cerita ini sebenarnya cerita singkat dari novel yang sedang gue kerjakan.
Tokoh aslinya bernama Danella dan Arian. Hehehe..
Nah! Jadi urutan ceritanya.....
Menikahlah Denganku ==> Aku Maunya Kamu Titik! ==> Sah!
Rada loncat-loncat sih. Tapi.... Selamat Membaca. ;)

---------------------------------------------------------------------------------------------------
Picture: weheartit


"Gue harus ngapain lagi, Na, supaya lo percaya gue ini serius?" keluh Nuno ketika ‘menculik’ Alana berjalan-jalan di pinggiran kota Bandung.

"Nothing," jawab Alana terus berjalan memasuki hutan pinus kecil itu yang nantinya akan berujung pada sebuah lahan kosong, tempat ia dan Nuno pernah menghabiskan waktu berdua untuk sesi curhatnya dengan melihat pemandangan kota Bandung yang indah.

"Jawaban lo pasti gitu!”

“Karena pertanyaan lo selalu gitu! Udah deh! Berhenti ngisengin gue! We’re friends, that’s it!

“Kalau iseng, enggak sudi gue ngejar-ngejar cewek keras kepala kayak lo!”

Alana tertawa dibuat-buat tanda mengejek Nuno. “I’ve told you my reason, right?

And that’s absurd. Because I’m rich?

And I’m the opposite. Mana ada cowok tajir yang bisa serius sama cewek miskin kayak gue? Kebaca jelas, No! Ada tulisannya di jidat lo! ‘I play with her!’” Alana menunjuk-nunjuk dahi Nuno. “Udah dong! Berhenti nanyain hal konyol macam ‘kamu mau jadi pacar aku?’ Jawaban gue bakalan sama.”

“Oke, gue berhenti nanya kayak gitu.” Nuno menarik tangan Alana sehingga Alana menghentikan langkahnya dan langsung menghadap Nuno. “Menikahlah denganku.” Nuno menunjukkan sebuah cincin di hadapan Alana yang sontak membuat Alana terkejut.

Alana terdiam sesaat. Detak jantungnya tak menentu. Ia tak menduga Nuno bisa segila ini, membawa cincin ke hadapannya dan memintanya menikahi Nuno. “N-No! Lo sinting atau apa? Jadi pacar lo aja gue enggak mau! Apalagi jadi istri lo!”

“Di tempat ini kamu pernah bilang sama aku. Kamu bakalan nerima cowok manapun yang bisa tulus sama kamu meskipun kamu enggak cinta sama dia. Kamu bakalan belajar mencintai lelaki manapun yang bener-bener sayang sama kamu. Makanya di sini juga aku pengen bilang sama kamu, aku serius. Aku berhenti minta kamu jadi pacar aku. Aku minta kamu jadi istri aku sekarang.”

“Gue masih 20 tahun, Nuno! Gue belum mau menikah!”

“Aku ngelamar kamu sekarang bukan berarti aku mau menikah sama kamu dalam waktu dekat. Kita menikah 5 tahun lagi. Cincin ini cuma bukti keseriusan aku.”

“Lo orang kaya! Lo bisa ngasih cincin mahal semacam ini sama seratus cewek kalau lo mau!”

“Aku mungkin ngebohongin kamu, tapi aku enggak berani ngebohongin orang tua. Sebelum ngajak kamu ke sini, aku sama orang tua aku udah datang ke rumah kamu, minta kamu secara baik-baik sama orang tua kamu. Orang tua kamu udah setuju. Jadi kamu enggak bisa nolak! Anggap aja ini perjodohan! Tadi itu pernyataan, bukan pertanyaan. Aku enggak minta persetujuan kamu! Mulai detik ini, kamu tunangan aku!” Nuno memakaikan cincinnya di jari manis tangan kiri Alana meski ia sempat menolak. “Tepatin janji kamu bahwa kamu bakalan belajar mencintai lelaki yang bisa tulus sayang sama kamu. Aku orangnya, Na. Dan aku juga janji bahwa aku enggak akan ngebiarin kamu patah hati karena aku. Satu tahun aku ngejar kamu apa kurang lama?”

Alana terdiam. Ia tahu sudah terlalu lama ia membiarkan perasaan Nuno menggantung begitu saja. Apalagi Nuno ternyata telah menemui orang tuanya sebagai tanda keseriusan perasaannya. Alana akhirnya mau mengakui perasaannya yang sebenarnya juga mencintai Nuno. Ia hanya tak yakin lelaki sekaya Nuno bisa mencintainya yang sangat sederhana.

[to be continued..]

Bandung, 26 Januari 2012..
#15HariNgeblogFF #Day15

Terima kasih sudah membaca.. :)