Friday, February 17, 2012

#ForYoungerMe ~ 11 Year Old Me

Bandung, 17 Februari 2012

#ForYoungerMe
11 year old Wenny ‘not’ Wardila

Halo, Not. Tak perlu menanyakan kabar, aku tahu kamu baik-baik saja. Selalu bahagia dipenuhi suara tawamu yang fals itu. Kamu juga belum mengerti apa-apa tentang permasalahan hidup yang ternyata beragam jenisnya di usiaku sekarang, maka aku yakin kamu dalam kondisi yang baik.

Kamu tahu, aku menulis surat ini dengan haru. Aku sangat merindukanmu, gadis kecil sebelas tahun yang cengeng. Ternyata setelah hampir sebelas tahun berlalu semua tidak berubah, tapi tentu tidak secengeng kamu. Aku perempuan yang cukup tegar saat ini. Tahun lalu aku baru saja lulus dari universitas. Aku sudah menambahkan gelar ‘AMd’ di belakang namamu, tapi baru boleh kamu pakai sepuluh tahun lagi, ya. Berterima kasih lah! Hi hi hi.. Aku mengambil jurusan bahasa Inggris di kampusku. Mata pelajaran favoritmu, bukan. Ya, kita masih menyukainya.

Aku ingin sedikit bercerita tentang ‘ulah’ kamu. Saat kuliah aku rajin berorganisasi, Not. Aku banyak mendapatkan jabatan-jabatan sebagai pemimpin. Ketua Pelaksana acara di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, Ketua Pelaksana acara di himpunan mahasiswa, bahkan Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas. Hebat tidak? Padahal kamu kan pendiam, pemalu. Bisa-bisanya kamu tumbuh jadi aku yang sekarang. Apakah kamu tahu? Aku yang sekarang adalah ‘ulah’ kamu, gara-gara kenakalanmu.

Hari itu kamu dijadikan bahan keisengan teman sekelasmu yang sok preman. Aku bahkan masih ingat nama anak lelaki itu, tapi tak perlu lah aku sebutkan. Kamu menangis di pinggir lapangan sekolah setelah itu. Ha ha ha.. Apa kubilang. Kamu cengeng. Kamu malu, tapi kamu hanya bisa diam. Kamu tahu bagian mana yang membuat diri kamu berubah? Betul sekali! Dasar nakal. Kamu sangat nakal, seandainya aku dipertemukan lagi dengan si preman gadungan itu ingin rasanya aku meminta maaf atas kenakalanmu. Bisa-bisanya kamu menjambak rambut anak lelaki itu saat jam istirahat sampai ia menangis kesal sebagai pembalasan. Siapa yang menyangka bahwa si cengeng yang pendiam bisa balas dendam? Kamu merasa puas kan karena saat itu kamu bisa membuat preman amatiran itu menangis. Sejak saat itu kamu jadi anak yang tomboy, paling tidak suka diremehkan orang, khususnya oleh laki-laki.

Secara tidak langsung kejadian itu membuat aku sadar bahwa badan kita yang kurus dan kita yang tidak terlalu banyak bicara ini tidak boleh membuat orang-orang memandang kita sebelah mata, dianggap tidak bisa melakukan apa-apa. Aku ikut ekstrakurikuler Tae Kwon-Do saat SMA agar tidak dianggap lemah, aku ikut banyak organisasi dan tak pernah takut dengan jabatan yang membutuhkan tanggung jawab besar. Orang-orang mau memilihku sebagai pemimpin meskipun badanku kecil dan terlihat lemah, itu semua karena kamu, Not. Kamu yang mengajarkan aku untuk lebih berani. Masa kecil kamu yang terlalu banyak diam ternyata tidak menghasilkan aku yang penakut. Aku bisa menjadi seperti ini karena keberanian kamu, kenakalan kamu. Untungnya aku tidak senakal kamu juga. Ha ha ha ha..

Kesalahan-kesalahan dan kenakalan-kenakalan kamu aku jadikan pelajaran untuk menjadi aku yang lebih baik saat ini. Aku mengerti, kamu masih terlalu lugu sebagai anak kecil, sering bertindak semaumu, tapi itulah yang terkadang membuatku merindukanmu, ingin menjadi kamu satu garis waktu lagi. Sungguh, aku rindu sekali. Terima kasih telah mengajarkan aku banyak hal, anak kecil. Kamu gadis kecil yang hebat. Lain kali akan kubuat surat lainnya untukmu di usia lain, meskipun jutaan lembar surat pun tak akan mengobati kerinduanku. Aku senang bahwa aku adalah kamu.


Love,
21 year old Wenny Wardila


P.S: Kusisipkan foto saat aku memimpin rapat organisasi. Sayang aku tak menyimpan fotomu di laptopku. ;)



4 comments: